Bengkulu.Bukitbarisannews.com.- Divergensi pertumbuhan ekonomi dunia melebar dan ketidakpastian pasar keuangan global masih berlanjut. Meskipun demikian, terdapat beberapa faktor pendukung prospek ekonomi domestik, antara lain peningkatan permintaan domestik, kebijakan strategis fiskal yang konsisten, dan berbagai dampak kebijakan pemerintah terhadap prospek ekonomi daerah (kenaikan upah, program swasembada pangan, moratorium impor) Jum’at, (7/2/2025).
Sejalan dengan hal tersebut, arah bauran kebijakan Bank Indonesia dalam rangka stabilitas dan pertumbuhan berkelanjutan diarahkan pada keseimbangan menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi, dengan terus memperkuat sinergi bersama Pemerintah menuju Indonesia Maju. Melalui Rapat Dewan Gubernur 14-15 Januari 2025, Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan BI Rate turun 25 bps menjadi 5,75%. Suku Bunga Deposit Facility turun 25 bps menjadi 5,00% dan Suku Bunga Lending Facility turun 25 bps menjadi 6,50%. Keputusan in konsisten dengan tetap rendahnya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 yang terkendali dalam sasaran 2,5a 1%, terjaganya nilai tukar Rupiah yang sesuai dengan fundamental untuk mengendalikan inflasi dalan sasarannya, dan perlunya upaya untuk turut mendorong pertumbuhan ekonomi
Sejalan dengan pertumbuhan nasional, ekonomi Provinsi Bengkulu tahun 2024 tumbuh sebesar 4,62% (yoy), lebih tinggi dibandingkan tahun 2023 yang sebesar 4,26% (yoy). Lebih lanjut, pertumbuhan ekonomi di triwulan IV 2024 tumbuh sebesar 4,55% (yoy), hampir sama dengan triwulan sebelumnya sebesar 4,57% (yoy). Tumbuhnya perekonomian tahun 2024 menunjukkan peningkatan kinerja berbagai sektor, terkait peningkatan permintaan di tengah momen HBKN Nataru dan libur sekolah, serta panen padi dan hortikultura. Pada tahun 2025, Bank indonesia optimis pertumbuhan ekonomi Provinsi Bengkulu akan lebih terakselerasi dibandingkan dengan tahun 2024, terutama dipengaruhi oleh akselerasi konsumsi Rumah Tangga serta mayoritas komponen lapangan usaha utama di Provinsi Bengkulu.
Pertumbuhan ekonomi yang terakselerasi didukung oleh tekanan inflasi yang rendah. Infiasi Bengkulu pada bulan Januan 2025 tercatat sebesar 0,09% (yoy) atau lebih rendah dari Januari 2024 yang sebesar 3,09% (yoy). Melandainya tekanan inflasi di bulan Januari 2025 dipengaruhi kebijakan diskon 50% tarif listrik bagi rumah tangga dengan daya 2.200 VA ke bawah, Bank Indonesia bersama dengan TPID Provinsi Bengkulu terus berkomitmen memperkuat efektivitas kebijakan dalam kerangka 4K untuk menjaga inflasi tahun 2025 dan 2026 terkendali dalam sasaran 2,5-1%, dengan tetap mendukung upaya turut mendorong pertumbuhan ekonomi.
Stabilitas Sistern Pembayaran juga terus terjaga dan sisi infrastruktur, stabilitas sistern pembayaran tecermin pada penyelenggaraan Sistem Pembayaran Bank Indonesia (SPBI) yang lancar dan andal serta kecukupan pasokan uang dalam jumlah dan kualitas yang memadai. Bank Indonesia terus menjaga ketersediaan uang Rupiah dalam jumlah yang cukup dengan kualitas yang layak edar di seluruh wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), termasuk daerah Terdepan, Terluar, Terpencil (3T), Stabilitas tersebut sejalan dengan pertumbuhan Pembayaran Non Tunai yang tergambar dari realisasi pengguna QRIS pada posisi tahun 2024 sebanyak 247.305 pengguna.
Ekspansi merchant QRIS juga terus mengalami peningkatan tiap periodenya seiring dengan kebutuhan masyarakat untuk berbelanja melalui kanal QRIS Tahun 2025, target posisi jumlah pengguna di Provinsi Bengkulu sebesar 259.767 pengguna, 206.043 merchant dengan volume transaksi sebesar 48.182.507.
Bank Indonesia terus mendorong digitalisasi sistem pembayaran sebagai strategi untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi dan menciptakan ekosistem keuangan yang lebih inklusif, Langkah ini dilakukan melalui berbagai inisiatif yang mempercepat transformasi digital di berbagai sektor, mendorong efisiensi, dan memperluas akses layanan keuangan bagi masyarakat, pemerintahan dan pelaku usaha.
Dalam rangka memastikan pemenuhan kebutuhan uang Rupiah bagi masyarakat pada periode ramadhan dan Idul Fitri 1446 H, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu akan menyiapkan uang kartal sebesar Rp2,48 Triliun untuk memenuhi proyeksi kebutuhan selama Ramadhan dan Idul Fitri yang diperkirakan meningkat sebesar 3,3% dibandingkan periode yang sama tahun 2024.
Selama periode Ramadhan dan Idul Fitri tahun 2025 Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu tidak membuka layanan penukaran di loket, namun akan bekerja sama dengan perbankan untuk memberikan layanan penukaran kepada masyarakat di kantor Perbankan serta layanan kas keliling Bank Indonesia selama periode Ramadhan dan Idul Fitri
Bank Indonesia terus mengoptimalkan bauran kebijakan untuk tetap menjaga stabilitas dan turut mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Upaya tersebut dilakukan melalui optimalisasi stimulus kebijakan makroprudensial dan akselerasi digitalisasi transaksi pembayaran yang ditempuh Bank Indonesia dengan kebijakan stimulus fiskal Pemerintah, Bank Indonesia juga mendukung penuh implementasi program-program Pemerintah dalam Asta Cita, termasuk untuk ketahanan pangan, pembiayaan ekonomi, serta akselerasi ekonomi dan keuangan digital. (rls)