banner 728x250

BPOM Bengkulu Sidak Penjual Takjil: Tidak Temukan Peredaran Zat Berbahaya

BPOM Bengkulu Sidak Penjual Takjil: Tidak Temukan Peredaran Zat Berbahaya. 

Bengkulu.Bukitbarisannews.com.- Balai Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) di Bengkulu menyatakan jajanan takjil yang dijual pedagang di dua titik lokasi pasar Ramadan bebas dari campuran bahan kimia.

banner 325x300

Kepala BPOM di Bengkulu, Yogi Abaso Mataram, S.Si.,Apt., mengatakan bahwa pihaknya telah memeriksa sebanyak 50 sampel yang diambil secara acak di pasar Ramadan RBTV dan di Kelurahan Kampung Kota Bengkulu.
Pengambilan sample dilakukan dengan memilih beberapa jenis makanan atau minuman yang berpotensi memiliki indikator dari 4 campuran bahan kimia yakni boraks, formalin, rhodamin B, dan kuning metanil.

Hasilnya, tak ada satupun sampel jenis gorengan, minuman, gulai, hingga makanan ringan yang mengandung bahan kimia atau memenuhi syarat (MS) untuk dijual.

“Dari 50 sampel makanan dan minuman yang diambil secara acak, hasilnya tidak ada ditemukan campuran bahan kimia pada makanan,” kata Yogi, Rabu (13/3/24).

Pengawasan yang dilakukan BPOM bersama dinas kesehatan, dan dinas perdagangan akan dilakukan intensif mulai dari awal Ramadan hingga akhir Ramadan. Tak hanya di Kota Bengkulu, nantinya BPOM juga akan mengunjungi kabupaten untuk memastikan bahwa seluruh jajanan takjil yang dijual aman dari bahan berbahaya.

Petugas di lapangan juga turut melakukan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat terkait keamanan pangan dan tips memilih takjil yang aman.

Yogi berharap dengan masifnya pengawasan, dan KIE, masyarakat semakin tahu cara memilih makanan yang aman, di antaranya dengan tidak membeli makanan dan minuman yang memiliki warna mencolok, serta melakukan Ceklik yaitu cek kemasan dalam kondisi baik, baca informasi produk pada label, pastikan memiliki izin edar dan cek masa kedaluwarsanya.

Selain itu bagi pelaku UMKM, Yogi juga mendorong agar jajanan takjil yang dijual memenuhi aspek kesehatan, seperti menutup jajanan agar terhindar dari debu, tidak memanaskan ulang, menggunakan celemek dan tidak menjual jajanan takjil yang disertai campuran bahan pengawet dan pewarna buatan. (rls) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *