Kantor Bahasa Bengkulu Gelar Bimtek Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah Tahun 2024.
Bengkulu.Bukitbarisannews.com.- Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu mengadakan Bimbingan Teknis Guru Utama Revitalisasi Bahasa Daerah Provinsi Bengkulu Tahun 2024.
Kegiatan ini merupakan rangkaian program Revitalisasi Bahasa Daerah Merdeka Belajar Episode Ke-17. Tahun 2024 merupakan tahun kedua pelaksanaan RBD Provinsi Bengkulu, tahun sebelumnya tiga bahasa telah direvitalisasi yaitu bahasa Rejang, bahasa Enggano, dan bahasa Bengkulu dialek Serawai. Pada tahun 2024, terdapat penambahan bahasa dan dialek yang akan direvitalisasi yaitu bahasa Bengkulu dialek Pasemah, dialek Nasal, dialek Pekal, dan dialek Lembak. Oleh karena itu, pelaksanaaan Bimtek Guru Utama akan berfokus pada calon guru utama yang merupakan penutur jati bahasa yang akan direvitalisasi tahun 2024.
Kepala Kantor Bahasa Provinsi Bengkulu, Ibu Dwi Laily Sukmawati, S.Pd., M.Hum., menyampaikan bahwa pada Bimtek Guru Utama tahun 2024 terdapat 260 peserta yang diundang dari 10 kabupaten dan kota di Provinsi Bengkulu.
“Peserta Bimtek Guru Utama merupakan pemangku kepentingan, guru bahasa daerah, guru mulok, dan guru bahasa Indonesia yang kelak akan mengimbaskan Revitalisasi Bahasa Daerah. Berikut rincian jumlah peserta tiap kabupaten dan kota.”
Bengkulu Utara (26 orang dan Enggano 15 orang)
Kota Bengkulu (24 orang)
Seluma (24 orang)
Bengkulu Selatan (24 orang)
Kaur (26 orang)
Bengkulu Tengah (26 orang)
Kepahiang (24 orang)
Rejang Lebong (24 orang)
Lebong (24 orang)
Kegiatan ini akan dilaksanakan selama empat hari tanggal 14—17 Mei 2024 di Aula Bencoolen Hotel Mercure Bengkulu. Gubernur Bengkulu, Prof. Dr. d. Rohidin Mersyah, M.M.A., hadir untuk memberikan arahan dan membuka acara secara langsung.
Dalam sambutannya, Gubernur Bengkulu menyampaikan bahwa bahasa “daerah merupakan identitas yang harus dipertahankan. Bahasa daerah merupakan kekuatan yang dimiliki oleh masyarakat Bengkulu.” terang Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah.
Gubernur Bengkulu juga mengapresiasi peserta yang menggunakan pakaian adat sebagai bentuk kebanggaan dan kecintaan terhadap budaya daerah. Terakhir, beliau menyampaikan harapannya agar seluruh peserta dapat lebih proaktif dan berinisiatif tinggi saat pelatihan maupun saat pengimbasan sehingga dapat memberi dampak yang lebih besar demi revitalisasi bahasa Bengkulu. (red)