Cerita Sukses Pelaku UMKM Gula Aren Bubuk Binaan Bank Indonesia Bengkulu Bisa Raup Omzet Rp 100 Juta per Bulan. Senin, (19/2/2024).)
Bengkulu.Bukitbarisannews.com.- Produktivitas sektor pertanian Indonesia terus meningkat tajam seiring makin banyaknya inovasi dari para petani yang sudah menggunakan sentuhan teknologi. Tidak sedikit dari para UMKM mulai mengadaptasi dan menggunakan cara modern untuk mengoptimalkan hasil usaha mereka.
Salah satunya pelaku UMKM Sari Aren Bubuk binaan UMKM dari Bank Indonesia Perwakilan Provinsi Bengkulu yang ada di Desa Air Meles Atas, Kecamatan Selupu Rejang, Rejang Lebong.
Dalam sehari, rumah produksi Sari Aren mampu menghasilkan hingga maksimal 500 kilogram gula aren bubuk. Omzet per bulan berkisar antara Rp 75 juta hingga Rp 120 juta. Dengan jumlah 25 reseler tersebar di Provinsi Bengkulu.
UMKM Sari Aren ini memproduksi gula aren original dengan merek Sari Aren, dan beberapa varian lain seperti gula aren jahe merah, kopi gula aren, dan gula aren cair.
Seperti yang dilakukan oleh Owner sari gula Suparmanto yang berinovasi membuat kemasan gula aren dalam kemasan bubuk. Hal ini ia lakukan karena adanya tuntutan kebutuhan konsumen yang menginginkan kepraktisan dalam mengkonsumsi gula aren.
Proses Perajangan Pembuatan Sari Gula Aren Sebelum di Produksi.
Suparmanto mengatakan alasan dirinya memilih usaha ini disebabkan karena keadaan ekonomi di kampungnya terletak di Desa Air Meles Atas Kecamatan Sepupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong Provinsi Bengkulu yang mayoritas petani aren. Ia pun ingin ikut mendorong produksi dan pemasaran gula aren yang dulu hanya mengandalkan pengepul (bandar) kini beralih melalui platform online dengan kemasan produk yang lebih baik, sehingga tidak tergantung pada harga pasar yang terkadang murah.
Proses produksi Sari Gula Aren bubuk ini hampir sama, yang membedakan hanya cara penggunaan dengan mesin atau tradisional dalam pengolahannya, serta bahan baku yang digunakan, apakah campuran atau murni.
Keunggulan produk sari Gula Aren bubuk ada pada proses produksinya yang dilakukan 100% gula Aren alami dan tidak menggunakan campuran bahan lain sehingga menghasilan produk gula aren yang aman dan sehat.
Bahan baku yang digunakan didapatkan secara lokal dari petani aren langsung. Untuk menjaga kualitas produk yang baik tentu dipengaruhi oleh proses produksi yang tepat. Dalam hal ini, Suparmanto memastikan proses produksi dari mulai bahan baku (nira aren) sampai proses pengemasan dilakukan dengan aman dan kualitasnya tetap terjaga dan memiliki SOP tersendiri.
Untuk pengolahannya sendiri dilakukan beberapa proses yang secara detail antar lain proses:
1. Perajangan
2. Over Pengering
3. Penggilingan
4. Pengayakan
5. Dan Pengemasan
Tahap pertama, dilakukan pemilahan gula aren batok yang didapat dari petani Desa Air Meles Atas. Tidak semua gula aren batok memenuhi syarat untuk diolah menjadi gula aren bubuk.
Gula aren batok ini harus memiliki warna yang cerah, seperti merah bata atau kuning. Tekstur gula aren batok juga harus kering, dan saat dipecahkan memiliki tekstur berpasir.
“Dibawah spek atau syarat itu, kita nyatakan tidak lolos sortasi. Gula aren batok yang tidak lolos ini kita jual ke pasar bebas,” terang Owner Suparmanto, kepada bukitbarisannews.com Senin, (20/2/2024).
Saat semua gula aren batok dianggap layak, proses selanjutnya adalah adalah perajangan. Proses ini diperlukan agar gula aren batok bisa dicacah menjadi ukuran lebih kecil.
Hasil perajangan ini kemudian dikeringkan dalam mesin pengeringan di mesin oven. Pengeringan ini akan memakan waktu 5 hingga 6 jam, dengan suhu maksimal 60 derajat celcius.
Proses pengeringan berperan penting untuk menghilangkan kadar air di gula aren, dari 18-20 persen, menjadi 3 persen.
“Kadar air ini berpengaruh di daya tahan gula aren. Semakin rendah kadar air, semakin tahan lama dan awet. Disini kami menggunakan standar 3 persen,” ujarnya.
Dari mesin pengeringan, gula aren ini kemudian dimasukkan ke mesin penggilingan, yang akan menghasilkan gula aren bubuk yang siap dikemas dan dipasarkan.
“Gula Sari Aren ini sudah kita pasarkan hingga seluruh Indonesia, seperti Jawa, Kalimantan, hingga Sulawesi,” ungkap Embang dengan jumlah produksi 8 s/d 10 Ton Perbulan.
Suparmanto menambahkan, gula sari aren bubuk secara umum sudah memiliki pasar global bahkan rencananya kedepannya akan ada pemasaran secara ekspor. Namun sejauh ini untuk produk yang Ia jual mendapatkan respon yang positif dari para pelanggannya.
“Seperti pada umumnya para pengusaha, pasang surutnya konsumen dan pasar menjadi hal yang sering mengkhawatirkan. Dan senangnya sedikit demi sedikit usaha mulai maju dan bisa membantu memajukan para petani di kampung,” kata suparmanto
Oleh karena itu, kini Suparmanto fokus untuk memasarkan produk Gula Aren Semut secara langsung dan online dengan memanfaatkan Instagram serta e-commerce, Shopee, Tiktok, Facebook, Hal ini bertujuan agar produk gula aren di kampungnya semakin berkembang sekaligus membantu perekonomian para petani setempat.
Ke depannya, Suparmanto ingin mengembangkan usaha sari Gula Aren lebih luas dengan mengoptimalkan pemasaran online serta menggunakan peralatan yang lebih modern. Hal ini diharapkan dapat membantu agar produk UMKM sari gula aren yang di produksi dari daerahnya bisa lebih berkembang lagi dan bersaing di pasar global.
Selanjutnya Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu yang diwakilkan Deputi Dita Aditya Nugraha mengatakan Salah satu tugas Bank Indonesia selain untuk pengelolaan bidang moneter kita juga mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
“Terkait dengan dorongan yang perlu kita bantu seperti komunitas tertentu, salah satu keunggulan UMKM di Rejang Lebong ini adalah sari gula aren, kedepan kita mendukung binaan UMKM gula aren ini bisa di produksi ke dalam negeri dan keluar negeri tentunya target kita adalah eksport, UMKM Sari aren ini sudah pernah mengikuti binaan Wirausaha Unggulan Bank Indonesia (WUBI) pada tahun 2015” terang Deputi Perwakilan Kepala Bank Indonesia Provinsi Bengkulu Dita Aditya Nugraha. (red)