banner 728x250

DPRD Kota Bengkulu Teuku Zulkarnain Desak Pemkot Bangun Waduk Penanganan Banjir

Anggota Komisi II DPRD Kota Bengkulu, Teuku Zulkarnain. Dia mengatakan waduk adalah solusi penanganan banjir di Kota Bengkulu

Bengkulu.Bukitbarisannews.com.- Anggota Komisi II DPRD Kota BengkuluTeuku Zulkarnain melihat waduk adalah solusi pengendalian banjir di Kota Bengkulu.

banner 325x300

Banjir di Kota Bengkulu sendiri ada 2 jenis, yaitu banjir kiriman dari daerah tetangga, dan banjir lokal akibat curah hujan yang tinggi.

Untuk penanganan banjir ini, Pemerintah Kota (Pemkot) Bengkulu harus bisa menanganinya dengan perbaikan drainase, baik drainase tersier, primer, maupun sekunder.

Drainase tersier sendiri adalah drainase yang ada di lingkungan warga. Kemudian, drainase primer adalah drainase yang berfungsi mengalirkan air langsung ke sungai atau laut.

Sementara, drainase sekunder adalah drainase dalam bentuk besar, seperti embung atau waduk. Drainase sekunder ini bisa menampung dan menyimpan air sementara.

Drainase sekunder inilah yang didorong Teuku agar segera direalisasikan Pemkot Bengkulu.

Apalagi, Kota Bengkulu berada di pinggir pantai, yang menjadi perlintasan sungai menuju laut.

Saat curah hujan tinggi dan drainase tersier serta primer tak mampu menampung dan mengalirkan air ke laut, maka terjadilah banjir.

“Maka perlu ada persinggahan air. Inilah waduk. Kekurangan kita di kota Bengkulu ini adalah penampungan air tersebut belum ada,” kata Teuku kepada TribunBengkulu.com.

Pembuatan waduk ini, selain bisa menampung air, juga bisa dijadikan wahana ekonomi dan wisata oleh masyarakat. Lokasinya sendiri bisa dipilih di tempat yang aman, namun dekat dengan daerah rawan banjir.

Karena itu, Teuku menyayangkan gagalnya pembuatan waduk ini. Padahal, sebelumnya, sudah dianggarkan Rp 6 miliar untuk pembuatan waduk ini.

Rencananya, waduk ini akan dibangun di Kelurahan Rawa Makmur. Namun, karena gagal, anggaran ini akhirnya dialihkan ke pos lain.

“Pembuatan waduk ini harus prioritas. Meskipun pembuatan waduk ini mahal, tapi kecil jika dibandingkan dengan kerugian yang dialami oleh masyarakat setiap kali terjadi banjir,” ungkap dia. (red)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *