Bengkulu, BukitBarisanews.– Rangkaian kegiatan Hari Jadi ke-304 Kota Bengkulu berlangsung meriah dan menarik antusias masyarakat. Salah satunya festival jambar di halaman kantor DPRD, Kamis (16/3).
Kemeriahan ditunjukkan dengan kehadiran ratusan tamu undangan. Dengan hal ini, Walikota Bemgkulu Helmi Hasan sangat bangga dan mengucapkan terimakasih atas partisipasi seluruh perangkat pemerintah, masyarakat dalam memeriahkan rangkaian Hari Jadi Kota Bengkulu.
Sebagai salah satu tradisi budaya warisan leluhur, Nasi Jambar Kunyit Khas Bengkulu dilombakan dan dipamerkan dalam upacara adat atau disebut Mufakat Raja Penghulu yang dihadiri seluruh pejabat pemerintahan di Kota Bengkulu.
“Nasi Jambar Kunyit merupakan simbol adat, meskipun demikian nasi jambar tetap bisa dinikmati atau disajikan untuk masayarakat,” ujar Ketua BMA Kota Bengkulu Hermen Z.
Dijelaskan Hermen, nasi jambar kunyit diperuntukkan dalam 12 jenis kegiatan, seperti pernikahan, syukuran, duka cita, perdamaian, dan masih banyak lagi.
Nasi jambar kunyit memiliki banyak makna, awalnya terbuat dari beras ketan yang masih terberai, kemudian dimasak dan diberi santan sehingga menjadi padat dan menyatu. Simbol ini menggambarkan upaya menyatukan masyarakat Kota Bengkulu yang multikultural menjadi satu-kesatuan yang kokoh.
Kemudian, ayam di atas nasi jambar kunyit yang dibelah dadanya dan ditelentangkan, tanda bahwa kita bersyukur dan menerima apa adanya. Kepala ayam yang ditundukkan diibaratkan manusia yang dalam menjalani kehidupan ‘semakin tinggi semakin menunduk’, sehingga tak boleh tersimpan keangkuhan dalam diri manusia.
Adapun sayap ayam yang diikat ke atas seperti orang yang sedang mengangkat kedua tangan menandakan penyerahan diri dan kepasrahan kepada Tuhan. Kedua kaki ayam juga dipotong bagian ujung atau kukunya dan dilipat seperti posisi duduk bersila. Hal itu menandakan masyarakat Bengkulu merupakan masyarakat yang santun dan senang bermusyawarah.
Bukan itu saja, nasi jambar kunyit juga melambangkan kebersihan fisik dan hati. Di bawah nasi kunyit diletakkan delamak (alas) dengan benang emas, kain putih, dan daun pisang. Jika si pembuat telaten, nasi jambar kunyit tersebut tidak akan menyentuh dan mengotori delamak.
Selain itu, di atas nasi jambar kunyit juga diletakkan daun pisang muda, yang mana asal dan warnanya melambangkan kemakmuran.
Selain difestivalkan, nasi jambar kunyit dilombakan antar OPD dan berbagai organisasi. Berdasarkan penilaian juri dari 3 kriteria (penampilan, kebersihan dan cita rasa) terpilihlah nasi jambar PKK, GOW dan DWP sebagai juara 1, disusul Dinas Kominfo sebagai juara 2 dan ditutup Kecamatan Teluk Segara untuk juara 3. (Red).