Kedatangan Wali Murid Ke SMA 9 Luapkan Isi Hatinya Diduga Menjadi Korban Perundingan.
Bengkulu.Bukitbarisannews.com.- SMA Negeri 9 Kota Bengkulu heboh kedatangan salah satu Wali murid yang meluapkan isi hatinya lantaran anaknya diduga menjadi korban perundungan, Senin (31/7).
Upaya mediasi berlangsung di ruangan TU, dihadiri langsung Kepala Sekolah SMAN 9, Basuki Dwiyanto.
Di ruangan TU SMAN 9, terpantau beberapa siswi dari kelas 12, serta beberapa guru-guru yang diduga melakukan perundungan dikumpulkan untuk di mediasi.
Upaya mediasi berlangsung alot sejak pukul 09.00 WIB. Wali murid ibu korban, menyampaikan bukti-bukti dugaan perundungan itu seperti bukti-bukti rekaman dan langsung dikonfirmasi kepada guru-guru dan murid yang diduga melakukan perundungan.
Dari keterangan Wali Murid yang diwawancarai, HM, anaknya berinisial KE diduga mengalami perundungan sejak duduk kelas 1.
Hingga saat ini KE yang duduk di kelas 3, mengalami dampak yang cukup serius, tidak ingin melanjutkan sekolah.
“Saya mendapatkan informasi ini bukan cuma sekali, tapi sudah berkali-kali. Dari guru disini, murid dan bahkan ada rekaman juga,” sampai HM.
Dikatakan HM, dampak perundungan yang dialami anaknya itu cukup serius. Lantaran memang anaknya mengidap penyakit autoimun.
“Anak saya merupakan pasien resmi RSCM (Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo,red) dengan penyakit autoimun. Anak saya dirawat selama 3 bulan disana 2021, dan sampai saat ini masih rutin berobat. Dampak perundungan ini anak takut ke sekolah,” ungkap HM.
Bukan hanya siswi teman sekelas korban, beberapa guru juga dikonfirmasi terkait adanya dugaan fitnah yang diterima korban mengenai prestasinya.
“Dari guru disini, murid dan bahkan ada rekaman juga. Kami selaku wali murid tidak terima. Ditambah ada juga fitnah, yang dibuat oleh guru-guru dan murid juga terkait menyogok untuk prestasi anak saya disini,” ungkap HM.
Sementara Kepala Sekolah SMAN 9, Basuki Dwiyanto mengatakan, secara kelembagaan pihaknya pada dasarnya tidak menginginkan perundangan itu terjadi.
“Yang sudah terjadi semoga menjadi pelajaran, khususnya bagi kami SMAN 9,” sampai Basuki.
Proses mediasi di ruangan TU dibenarkan Basuki, dengan mengumpulkan para siswa dan guru-guru yang diduga melakukan perundungan itu.
“Dan sudah kita selesaikan secara kekeluargaan, dan di akhiri dengan permintaan maaf di lapangan sekolah. Ada 4 orang kalau guru-guru, kalau siswa sekitar 7 lebih,” demikian Basuki.(rls)